Kau melihat semua tindak-tanduk kami,
Kau melihat semua dusta di muka bumi,
Kau melihat semua kata-kata caci maki,
Kau melihat semua pencabulan hak asasi.
Tapi mengapa kau masih statik di situ ?
Statik sebagai satu perkara yang indah,
Perkara yang indah untuk siapa ?
untuk si rakus ? untuk si pencabul ?
untuk si topi merah ? untuk si pukimak ?
untuk si topi merah ? untuk si pukimak ?
untuk siapa awan ? untuk siapa...
dan aku disini juga statik menunggu,
berdiri dengan penuh hiba,
gundah gulana,
menunggu sang kelabu awan,
untuk mengajar mereka,
arti kemanusiaan .
kamar konkrit, 11:49 p.m
No comments:
Post a Comment